wordless

2 minggu yang lalu saya dapat tugas essay foto, dikerjakan perkelompok

kamis kemarin saya, meutia, idham akhirnya memutuskan percintaan (bukan, bukan, kita memutuskan hunting ke pasar baru)

matahari terlalu bersemangat sepertinya waktu itu

dan hampir putus asa karena bingung mau foto apaan

ahirnya ada babang pengamen lewat

aha !

ini dia essay nya

yang sedikit sampah (mungkin banyak sampah)

Pahlawan Bertopeng

kakinya berjalan menuju suatu tempat

menapaki keramik juga aspal

jejak dan arah hanya mengikuti kata hati

melawan teriknya matahari

kian jelas

refleksinya terlihat dalam bayangan

diantara barisan pertokoan

dia berjalan ke tempat yang ia kehendaki

tanpa tahu akan dapat apa disana

ya, dia seorang pengamen jalanan

topeng itu untuk menahan malu atau dia pemalu

kami tak tahu

gerakannya tak seindah balerina

musiknya tak semerdu orkestra

tujuannya hanya satu

"untuk menyekolahkan adikku"

sampai lelah ia mencari seseorang

dan kali ini tangannya hanya bisa berada di bawah

dalam hati berterimakasih

berada dalam topeng rupanya membuat ia pengap

sejenak menghirup udara atau polusi karena sudah tercampur

"Saya Agung, 22 tahun"

diumurnya yang masih produktif tetapi ia hanya menjadi seorang pengamen

"Saya hanya lulusan SD. Melamar pekerjaan di pabrik pun harus pake duit. Susah"

WOW, HEBATNYA NEGARA KITA !

"Saya begini untuk mencari uang untuk sekolah adik saya, dia masih 10 tahun. Jangan sampai seperti saya dan ayah saya"

dan dia pun masih berhati mulia

sapaan surya rupanya membuat dahaga kian terasa

berhenti sejenak mengisi energi

semoga ia membawa kabar baik untuk keluarganya

dan adiknya tetap bersekolah

entah berapa lama lagi topeng dan kotak musik ini menemani dia

"tetaplah menjadi pahlawan bagi adikmu, Gung"

...

dan akhirnya kita harus mengerti mengapa kita harus berlari mengejar mimpi

(3 desember 2009, Anggia, Meutia, Idham)